Filsafat dan Kepiawaiannya berbaur dengan agama
filsafat merupakan salah satu Ilmu tertua di dunia
dari Ilmu ini pula telah lahir banyak Ilmu pengetahuan..
bahkan sebagian filosof mengatakan bahwa substansi dari agama itu sendiri adalah Filsafat.
tidak salah mereka berkata seperti itu.
karena Rasul Saw. sendiri mengatakan : Agama adalah akal
Tokoh Filsafat yang terkenal diantaranya : Scorates, plato, Lau-Tzu, Imam Al-Ghazali, dan masih banyak yang lain.
dewasa ini, Filsafat merupakan Ilmu yang banyak digemari oleh kalangan akademis
Ilmu filsafat juga diyakini sebagai Sumber dari segala Ilmu pengetahuan.
Pemahaman seperti ini sebenarnya sangat keliru.
karena bila mengacu kepada sejarah, Filsafat telah melahirkan keyakinan keyakinan yang keliru.
lahirnya pemahaman seperti ini dikarenakan hebatnya para filosof dalam mensosialisasikan Ilmu Filsafat.
menepis pemahaman ini,
saya mengajak teman teman untuk menggali lebih jauh sejarah dari kelahiran Ilmu filsafat
berikut saya paparkan Filsafat dari segi Sejarahnya:
Nama “ filsafat “ dan “ filsuf “ seperti yang dikemukakan sebelumnya berasal dari kata-kata Yunani philosophia dan philosophos. Menurut bentuk kata, seorang philosophos adalah seorang “pecinta kebijaksanaan”. Ada tradisi kuno yang mengatakan bahwa nama “filsuf “ ( philosophos ) untuk pertama kalinya dalam sejarah dipergunakan oleh Phytagoras ( abad ke- 6 s.M ). Tetapi kesaksian sejarah tentang kehidupan dan aktivitas Phytagoras demikian tercampur dengan legenda-legenda sehingga sering kali kebenaran tidak dapat dibedakan dari reka-rekaan saja. Demikian halnya juga dengan hikayat yang mengusahakan nama “filsuf” ditemukan oleh Phytagoras.
Dalam dialog Plato yang berjudul Phaidros, misalnya kita membaca: “ nama ‘orang bijaksana’ terlalu luhur untuk memanggil seorang manusia dan lebih cocok untuk Allah. Lebih baik ia dipanggil philosophos, pecinta kebijaksanaan. Nama ini lebih berpatutan dengan makhluk insani”. Perkataan plato ini serentak juga menunjukkan suatu aspek penting dari istilah philosophia. Menurut pandangan Yunani, seorang yang mempunyai kebijaksanaan sebagai milik definitif, sudah melampaui kemampuan insani. Orang sedemikian itu telah melangkahi batas-batas yang ditentukan untuk nasibnya sebagai manusia. Memiliki kebijaksanaan berarti mencapai status adi manusia. Itu sama saja dengan hibris¸ rasa sombong, yang selalu ditakuti dan dihindari orang Yunani. Manusia harus menghormati batas-batas yang berlaku bagi status insaninya. Karena dia manusia bukan Allah, ia harus puas dengan mengasihi kebijaksanaan. Itu berarti kebijaksanaan tidak akan pernah menjadi milik manusia secara komplit dan definitif. Karena alasan-alasan itu orang Yunani memilih “ filsafat” dan “filsuf”.
jika ditinjau dari latar sejarah yang sudah saya kemukakan sebelumnya.
Plato sebagai salah satu bapak filsafat dunia menyebutkan bahwa kebijaksanaan adalah gambaran dari kemuliaan. sehingga kurang tepat bila kita menyebut manusia sebagai sosok yang Mulia.
karena substansinya, Kemuliaan hanya pantas di sandingkan dengan Allah.
Keadaan saat Plato mengucapkan kata kata itu, disebut dengan zaman kekosongan.
artinya, pada saat itu, Nabi atau Rasul tidak turun.
dan bisa jadi. agama yang di anut Plato, masih terkontaminasi dengan Agama yang dibawa Nabi Yahya.
Dari paparan diatas, sungguh mulia Ilmu filsafat yang dibawa oleh Phytagoras.
Sehingga menjadi hal yang wajar, bila menarik perhatian berbagai kalangan.
khususnya kalangan akademisi.
namun pada abad 21 ini,
Filsafat telaah banyak memakan korban.
Korban yang dimaksud adalah Korban Aqidah.
Orang-orang Filsafat cenderung membenarkan Pluralisme dan Liberalisme.
Realita ini dirasakan oleh semua Agama dan Agama Islam pada Khususnya.
Kejadian seperti ini dapat membawa penafsiran baru bahwa "Aqidah adalaah sesuatu yang didalamnya diperbolehkan tawar menawar"
Ini terjadi, karena Ilmu filsafat yang berkembang pada zaman plato tidak tercatat secara sempurna. sehingga perkembangannya kebanyakan disampaikan berdasarkan prasangka.
Kepiawaian Ilmu Filsafat ini dapat berdampak buruk bagi kita Ummat Muslim.
tidak sedikit veteran veteran Aqidah berpindah haluan ke Agama Filsafat yang cenderung memperbolehkan Ijtihad yang tidak terbatas.
termasuk dalam modivikasi ibadah yang sudah ternash.
untuk itu, kita sebagai manusia hendaknya menyaring pengetahuan yang ada, tidak sekedar dengan Logika.
melainkan dengan hati nurani yang bersih.
sehingga Ilmu filsafat yang ada tidak berdampak buruk bagi Aqidah, melainkan membawwa manfaat besar sebagaimana manfaatnya didalam dunia perpolitikan dunia..
Semoga Artikel ini bermanfaat...
Jangan lupa di Share...
0 komentar :
Posting Komentar